Bima Arya : PAN Tak Tertarik Ajakan PKS

Koalisi partai tengah beda dengan poros tengah yang dulu digagas Amien Rais.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mewacanakan pembentukan koalisi 'partai tengah' untuk mengimbangi koalisi Partai Demokrat dan Golkar.

Menanggapi ajakan PKS, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Bima Arya mengaku tak tertarik.

"Terlalu dini bicara kekuatan tengah sebagai poros alternatif. PAN sama sekali tidak tertarik," kata Bima Arya kepada VIVAnews, Rabu 22 Desember 2010.

Ditambahkan Bima, koalisi partai tengah yang diusulkan PKS beda dengan poros tengah yang dulu digagas pendiri PAN, Amien Rais.

"Konteksnya lain. Dulu betul-betul untuk mencari alternatif dan jalan keluar dari kebuntuan. Sekarang kan tidak ada kebuntuan dan masih banyak opsi untuk menguatkan koalisi atau Setgab," tambah Bima.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Mahfudz Siddiq mengatakan, partai-partai tengah yang selama ini tergabung dalam Setgab seperti PPP, PAN, PKB, dan PKS, kini terjepit di antara dua kekuatan raksasa, yakni Golkar dan Demokrat.

"Penting bagi partai-partai tengah untuk berkonsolidasi agar tidak termarjinalisasi," kata Mahfudz, kemarin.

PKS bahkan menuduh Setgab akan dijadikan alat oleh Golkar dan Demokrat untuk kepentingan pemenangan Pemilu 2014. "Jika PPP, PAN, PKB, dan PKS melakukan konsolidasi kekuatan, maka kami bisa memperkuat posisi tawar dan ikut mengontrol gerak langkah Demokrat dan Golkar yang sudah pasti akan bertarung pada Pilpres 2014," kata politisi yang juga Ketua Komisi I DPR ini.

Bahkan, ujar Ketua Komisi I DPR itu, bukan tak mungkin kekuatan tengah dapat memunculkan capres sendiri. "Atau bahkan berkolaborasi dengan PDIP yang kecil kemungkinannya bergabung ke Demokrat atau Golkar," kata Mahfudz.

Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, mempersilakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membentuk kekuatan 'partai tengah'.

"Silakan saja (galang kekuatan partai tengah). Itu hak masing-masing partai," kata Priyo,

Sumber : Vivanews.com

Golkar: Setgab Bukan Forum Ical-SBY

"Golkar hormat pada PKS, PPP, PAN, dan PKB."

Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso menegaskan bahwa Sekretariat Gabungan (Setgab) bukan forum milik Aburizal Bakrie dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semata.

Hal itu ia katakan menanggapi kritik PKS yang menilai Setgab hanya didominasi oleh Golkar dan Demokrat.

"Setgab bukan forum Ical-SBY. Golkar hormat pada PKS, PPP, PAN, dan PKB," ujar Priyo di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Priyo juga membantah perkataan Sekjen PKS, Anis Matta yang menyebut Setgab kini telah beralih fungsi menjadi tukang stempel kebijakan pemerintah belaka.

"Pendapat Anis Matta bahwa Setgab adalah tukang stempel, nyatanya justru perlu dikritik," tandas Priyo. Ia menekankan, Setgab sejak awal bukanlah forum untuk menyeragamkan semua pendapat.

Keberadaan Setgab pun, imbuhnya, tidak perlu ditanggapi sinis oleh berbagai kalangan karena fenomena semacam Setgab adalah lumrah dalam politik, dan terjadi juga di negara lain.

Wakil Ketua DPR itu mengaku, komunikasi di Setgab memang perlu ditingkatkan di masa mendatang. Ia pun menyarankan agar berbagai masukan dan ketidakpuasan mengenai Setgab seyogyanya dapat disampaikan langsung oleh anggota-anggotanya langsung kepada Presiden, dan dibicarakan antarketua parpol. "Cara itu lebih bagus dan elegan," kata Priyo.

"Meskipun Golkar tidak ikut mengeluh mengenai Setgab, tapi perlu ada tindak lanjut atas berbagai masukan itu," lanjut Priyo. Secara umum, ia memandang Setgab masih baik-baik saja. Namun suara berbeda dilontarkan oleh Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo.

"Saya dari dulu tak setuju dengan keberadaan Setgab," tandas Dradjad di Jakarta. Menurutnya, gabungan partai-partai koalisi pemerintah sebetulnya tak perlu diformulasikan dalam bentuk Setgab karena keputusan apapun yang diambil ujung-ujungnya ada di DPR.

"Tinggal komunikasi dan koordinasi antarketua partai, selesai," timpal Dradjad. Oleh karena itu, katanya, wajar bila anggota-anggota Setgab menuntut peningkatan efektivitas peran Setgab. "Cara komunikasi perlu diperbaiki agar tidak ada anggota Setgab yang merasa dianaktirikan," tutup Dradjad.

Sumber : Vivanews.com

PAN: Merapat ke PDIP? Masih Jauh

Bima Arya menyatakan PAN bukan salah satu partai yang sedang merapat ke PDIP.

Salah satu Ketua DPP PAN Bima Arya menyatakan, partainya bukan salah satu partai koalisi pemerintah yang dikabarkan sedang merapat dan menjalin komunikasi dengan PDIP.

"Masih jauh. Kami belum ada pembicaraan soal Pemilu 2014," ujar Bima di Jakarta, Rabu, 22 Desember 2010. "PAN tidak sepakat dengan anggapan bahwa Setgab tertawan oleh Demokrat dan Golkar."

Menurut Bima, PAN sepakat harus ada evaluasi internal tentang format koalisi partai yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab). PAN juga meminta seluruh anggota Setgab untuk melakukan evaluasi diri, tidak sekedar melempar kritik atas kinerja Setgab.

"Semua partai koalisi harus koreksi diri. Apakah PPP dan PKS sudah betul-betul serius dalam hal komitmen terhadap koalisi?" ujar Bima bertanya balik.

Ia menyatakan, selama ini PPP dan PKS pun seringkali lemah dalam komitmen mereka. "Jangan sampai agenda kepentingan elektoral 2014 membuat koalisi jalan di tempat," kata Bima.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengungkapkan, ada tiga partai dalam Setgab yang mengajak PDIP melakukan komunikasi politik. "Kami terbuka untuk berkomunikasi. Tapi kalau dalam rangka 2014, syaratnya mundur dulu dari kabinet. Jangan enaknya sendiri, kaki kanan di sana (kabinet), tapi kaki kiri mau bersama PDIP," kata Tjahjo.

Sumber : Vivanews.com

Burhan-LSI: Koalisi Partai Tengah, Psy War

PKB dan PAN dilihat akan tetap memilih untuk menyokong koalisi.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang berupaya membangun koalisi 'Partai Tengah' dengan membujuk partai-partai anggota koalisi pemerintahan SBY di luar Partai Demokrat dan Golkar.

Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi melihat selama ini Golkar dan Demokrat memiliki hubungan simbiosis mutualisma, saling menguntungkan satu sama lain. Dua partai itu, bila bergabung, memiliki kekuatan 45 persen suara di parlemen. Artinya, tinggal membutuhkan suara dari satu partai kecil, mereka sudah menguasai mayoritas suara di DPR RI.

Burhanuddin menilai, di luar Demokrat dan Golkar, masih ada partai yang akan lebih memilih menyokong koalisi, di antaranya: PKB dan PAN. Maka itu, Burhan memprediksi "koalisi partai tengah kalaupun jadi terbentuk tidak akan signifikan."

"Saya tidak yakin ancaman itu serius diwacanakan. Itu lebih tampak sebagai psy war, terutama untuk menyampaikan pesan ke Demokrat yang menganakemaskan Golkar." ujar pengamat politik lulusan The Australian National University ini.

Di mata Golkar, momentum politik terakhir yang membuat hubungan Golkar dan Demokrat semakin mesra adalah polemik Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta. Dalam polemik, itu Golkar dan Demokrat cenderung bersikap hati-hati. Adapun partai-partai lain di Setgab, seperti PKS dan PPP, sudah terlanjur mengeluarkan pernyataan mendukung penetapan otomatis Sultan sebagai gubernur.

"Kalau ada deal Golkar dan Demokrat, sulit bagi partai lain untuk memperjuangkan itu. Itu sangat intimidatif bagi partai Setgab yang lain. Kenyataan politik itu harus disadari PKS dan PPP juga, bahwa daya tawar mereka rendah," kata Burhan

Sumber : Vivanews.com

Tiga Partai Koalisi SBY Merapat ke PDIP

Sekjen PDIP: "Kalau untuk membahas strategi 2014 dalam rangka pemilu, lepas baju koalisi."

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo mengakui ada tiga partai koalisi pemerintah yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) berinisiatif untuk bertemu dengan pimpinan teras PDIP.

"Ada tiga partai yang mengajak kami komunikasi," kata Tjahjo di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 22 Desember 2010. Namun, dia menolak untuk mengungkapkan nama ketiga partai itu.

"Tidak etis disebut," ujarnya mengelak. Bagaimanapun, ia mengakui bahwa ketiganya adalah partai yang wakil-wakilnya duduk di kabinet saat ini. Terhadap ajakan itu, PDIP belum menanggapi lebih jauh karena masih meragukan niat mereka.

"Kalau sekedar komunikasi atau dialog oke, PDIP terbuka. Tapi kalau untuk membahas strategi 2014 dalam rangka pemilu, lepas baju (koalisi pemerintah) dulu, dong," Tjahjo menandaskan.

Tjahjo menyatakan ia bercuriga ketiga partai itu mengajak komunikasi dengan PDIP semata untuk menggertak pemerintah. "Bisa saja itu cuma main gertak karena takut menterinya digeser (dari kabinet). Ujung-ujungnya kan simpel, yang digertak mau atau tidak?" kata Tjahjo lagi.

"Jadi, jangan mau enaknya sendiri. Kaki kanan di sana (kabinet), tapi kaki kiri mau bersama PDIP. Harus lepas baju dulu," Tjahjo menegaskan.

Ia menekankan, PDIP tidak mau terjebak dan tidak mau dijadikan alat tawar-menawar politik antarpartai dalam Setgab. "Posisi PDIP tidak terlibat dalam Setgab. Itu bukan ranah politik kami. Jikalau ada teman-teman partai dalam Setgab ingin membangun komunikasi dengan kami, silakan. Tapi kalau ingin membangun mitra strategis untuk Pemilu 2014, syaratnya mundur dulu dari kabinet," Tjahjo menegaskan sikap politik PDIP.

Sebelumnya, dua partai yang kini tergabung Setgab, PPP dan PKS, mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap kinerja Setgab. PPP menilai komunikasi dalam Setgab cenderung bilateral dan tertutup, tidak melibatkan semua anggota. Sementara itu, PKS merasa partai-partai tengah di dalam Setgab termarjinalkan di tengah begitu dominannya Partai Demokrat dan Golkar.

Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq bahkan menyarankan partai-partai tengah seperti PKS, PPP, PAN, dan PKB, untuk membangun apa yang disebutnya sebagai "koalisi partai tengah"--yang mengingatkan orang pada manuver "Poros Tengah" Amien Rais saat menggalang kekuatan partai Islam.

Secara terpisah, PPP membantah telah menjalin komunikasi dengan PDIP. "PPP tidak dalam posisi memprakarsai itu atau model koalisi lainnya, karena kami belum tahu apa agendanya," ujar Ketua DPP PPP Lukman Hakim Syaifuddin di Gedung DPR.

Sumber : Vivanews.com

Golkar Persilakan PKS Galang 'Partai Tengah'

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, mempersilakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membentuk kekuatan 'partai tengah'.

Golkar membantah ingin mendominasi kewenangan di koalisi Sekretariat Gabungan (Setgab). "Silakan saja (galang kekuatan partai tengah). Itu hak masing-masing partai," kata Priyo Budi Santoso di gedung DPR, Jakarta, Selasa 21 Desember 2010.

Priyo menyatakan hal itu menanggapi kritik dari Wakil Sekretaris Jenderal PKS yang juga Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq. Mahfud mengajak partai-partai tengah membangun kekuatan sendiri untuk mengimbangi dominasi Golkar dan Demokrat.

Partai-partai tengah yang dimaksud Mahfduz adalah mereka yang selama ini tergabung dalam Setgab, yakni PPP, PAN, PKB, dan PKS. Priyo juga membantah Golkar ingin mendominasi kewenangan di Setgab.

Sebelumnya, Mahfudz memprediksi pada 2014 nanti Golkar dan Demokrat akan mengusung calon presidennya masing-masing. Dan Setgab, kata Mahfudz, akan dijadikan instrumen untuk kepentingan dua partai terbesar itu.

Menanggapi hal ini, Priyo menilai Golkar akan menggandeng siapapun yang bermisi sama pada 2014. Termasuk menggandeng PKS.

"Kalau toh kami memajukan capres, kami akan mengajak kekuatan politik lain. Mungkin PKS pun kami ajak," ujar politisi yang juga Wakil Ketua DPR ini.

Sumber : Vivanews.com

PKS Ingin Bangun Koalisi 'Partai Tengah'

Bukan tak mungkin kekuatan tengah memunculkan capres sendiri di 2014.

Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq menyatakan tak puas dengan mekanisme yang berjalan di Sekretariat Gabungan (Setgab) dan mengajak partai-partai untuk membangun koalisi 'partai tengah' untuk mengimbangi koalisi Partai Demokrat dan Golkar.

"Perlu kekuatan tengah untuk mengimbangi Golkar dan Demokrat," kata Mahfudz Siddiq dalam keterangan tertulisnya kepada media, Selasa, 21 Desember 2010.

Ia menuturkan, partai-partai tengah yang selama ini tergabung dalam Setgab seperti PPP, PAN, PKB, dan PKS, kini terjepit di antara dua kekuatan raksasa, yakni Golkar dan Demokrat. Keduanya adalah partai pemenang dan runner-up Pemilu.

"Penting bagi partai-partai tengah untuk berkonsolidasi agar tidak termarjinalisasi," kata Mahfudz. Menurutnya, Setgab saat ini tidak bisa banyak diharapkan karena menjadi semacam sarana konsolidasi Golkar dan Demokrat semata.

PKS bahkan menuduh Setgab akan dijadikan alat oleh Golkar dan Demokrat untuk kepentingan pemenangan Pemilu 2014. "Jika PPP, PAN, PKB, dan PKS melakukan konsolidasi kekuatan, maka kami bisa memperkuat posisi tawar dan ikut mengontrol gerak langkah Demokrat dan Golkar yang sudah pasti akan bertarung pada Pilpres 2014," kata politisi yang juga Ketua Komisi I DPR ini.

Bahkan, ujar Ketua Komisi I DPR itu, bukan tak mungkin kekuatan tengah dapat memunculkan capres sendiri. "Atau bahkan berkolaborasi dengan PDIP yang kecil kemungkinannya bergabung ke Demokrat atau Golkar," kata Mahfudz.

Menanggapi hal ini, salah satu Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan saat ini Golkar masih nyaman dengan mekanisme Setgab. "Golkar dan Demokrat seperti saudara. Kalau ke depan Setgab diteruskan dan diperpanjang sampai selah 2014, bisa saja," kata Priyo Budi Santoso yang juga Wakil Ketua DPR ini.

Sumber : Vivanews.com

PKB "Memanas" Lagi

Yenny Wahid inisiasi Muktamar islah di Surabaya. Ketua Fraksi PKB sebut Yenny bukan PKB

Putri Gus Dur, Yenny Wahid, menginisiasi Muktamar Islah Partai Kebangkitan Bangsa di Surabaya, pada 26-27 Desember 2010. Dia berharap kubu Kalibata dan kubu Raden Saleh bersatu kembali sebagaimana hasil Muktamar Semarang.

Bagi Yenny, Muktamar Semarang masih merupakan PKB yang utuh. Namun, hal itu tercederai ketika kubu Muhaimin Iskandar menggelar Muktamar Ancol. Sebab, dalam muktamar itu Gus Dur dilengserkan sebagai Ketua Dewan Syuro PKB.

"Dulu Gus Dur dilengserkan, banyak yang kecewa. Nyatanya Gus Dur tetap jadi bahan kampanye. Islah ini syaratnya rehabilitasi Gus Dur dan kembali ke hasil Muktamar Semarang," kata Yenny di Kantor The Wahid Institute, Jakarta, Selasa, 21 Desember 2010.

Menurut Yenny, pihaknya sudah mengajak kubu Muhaimin datang dan berdamai dalam forum tersebut. "Saya mengajak Mas Muhaimin bersama dalam muktamar ini, karena ini keinginan Gus Dur," ujarnya.

Yenny mengungkapkan, bila Muhaimin bersedia hadir dalam muktamar ishlah itu, akan tetap didukung sebagai ketua. "Kalau dia mau muktamar bareng kita, Muktamar Semarang, kembali lagi. Saya nggak nyalon wis tho. Kalau Mas Muhaimin mau maju, saya nggak mau nyalon, piye-piye aku anake Gus Dur, jeh payu," kata Yenny.

Sementara itu Ketua Fraksi PKB Marwan Jakfar mengatakan muktamar yang digelar Yenny bukan PKB. Menurutnya, tidak ada lagi PKB Kalibata karena proses islah telah berlangsung. Menurut dia, 80 persen pengurus PKB Kalibata telah bergabung ke PKB Muhaimin Iskandar.

"Ini dampak dari proses islah yang sudah berjalan," katanya.

Marwan justru menuding kubu Yenny sudah keluar dari PKB karena telah berkampanye untuk partai lain pada pemilu 2009. "Mereka seolah eksis padahal sudah tidak ada orangnya. Jadi mereka bukan PKB dan bukan anggota PKB," ujarnya.

Sumber : Vvanews.com